AlamatJl. Solihin GP Dalam RT/ RW: 008/003, Kelurahan Gajah Mada, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang 33135, Bangka
Telepon-
Fax-
E-mail & Web - -
Sejarah Singkat Institusi
Asrama Santa Theresia lahir dari keprihatinan Administrator Apostolik Keuskupan Pangkalpinang, Pastor Rudolf Reichenbach SS.CC yang menginginkan adanya wadah bagi anak-anak di Keuskupan Pangkalpinang untuk dijadikan kader bagi kehidupan gereja.
Keinginan Pastor ini disambut baik oleh Suster Vincentio, CB (Carolus Boromeus) yang pada saat itu menjadi pendamping para suster Kongregasi Keluarga Suci di Jalan Melintas Pangkalpinang. Mereka menyepakati bahwa calon penghuni asrama ini diprioritaskan bagi anak-anak yang sudah ada di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) yang berada sekomplek dengan biara KKS Jalan Melintas Pangkalpinang.
Puncaknya pada awal Juli 1979 terkumpul 8 anak putri yang baru tamat SMP dan berminat tinggal di asrama. Mereka berasal dari berbagai paroki yang tersebar di Keuskupan Pangkalpinang. Pada tahun 1980 ada enam anak putra sementara dititipkan di rumah satu keluarga Katolik di Jalan Mentok yakni Bapak dan Ibu Paidjan yang sekaligus menjadi pengasuh mereka.
Kemudian, Ketika anak putra semakin banyak, mereka lalu digabungkan dengan anak putri menjadi komunitas dalam asrama Santa Theresia setelah berpindah ke alamat Jalan Kota Bumi III Kelurahan Gajah Mada Kecamatan Rangkui Kota Pangkalpinang.
Pada perkembangan selanjutnya, karya asrama menjadi karya suster CB. Dibangun di lokasi saat ini dalam satu komplek terdiri dari tiga unit di dekat komplek Bruder Budi Mulia. Bersamaan dengan itu, suster Vincentio juga pindah tugas sehingga tugas mengasuh asrama digantikan oleh suster CB yang lain. Hal ini berlangsung sampai tahun 2002 dimana Tarekat CB menarik diri dari Karya di Keuskupan Pangkalpinang.
Penanganan karya asrama diserahkan Kembali kepada Keuskupan Pangkalpinang, lalu Keuskupan meminta tarekat suster SSpS untuk menangani asrama selanjutnya. Ditutupnya SPG oleh pemerintah membuat arah asrama menjadi bias. Anak asrama tidak lagi diarahkan langsung menjadi guru tetapi menempuh pelajaran di jenjang SMA St Yosef dan SMK Tunas Karya Pangkalpinang.
Selain itu juga anak asrama tidak hanya yang beragama Katolik tetapi dari agama lainnya. Kondisi ini juga menjadi tantangan khusus bagi pengelola asrama dalam menemukan strategi yang tepat dalam program pemberdayaan orang muda yang berkarakter dalam membangun Gereja dan Tanah Air.
Sejak bulan Desember 2018, Uskup Pangkalpinang yang juga sebagai dewan pembina YTK melimpahkan tugas pengelolaan asrama kepada YTK. Pelimpahan tugas ini membawa konsekuensi pada tanggung jawab penyelenggaraan dan kebijakan pengelolaan terhadap asrama. Spiritualitas, visi, misi, semboyan dan strategi penyelenggaraan asrama juga dirancang Kembali dalam penyesuaian dengan identitas YTK.
RD Servasius Samuel sebagai ketua YTK melihat asrama sebagai lembaga pembinaan atau kader muda untuk mempersiapkan diri mengambil bagian dalam karya misi karena nama asrama tersebut merupakan pelindung karya misi.
Keuskupan ingin agar peserta didik yang tinggal disitu diarahkan menjadi pewarta injil atau kabar gembira. Setelah sinode, didengungkan pula asrama sebagai seminari awam. Konteks tersebut sebagai ajang tempat mencari anak-anak Katolik yang dapat membangun gereja.
Asrama juga bisa menerima anak-anak non Katolik dengan pertimbangan didikan baik dengan tradisi Katolisitas. Harapan mewartakan kebenaran bisa dari orang lain yang punya karakter yang terkait erat. Hingga saat ini ada anak yang beragama Budha dan Kristen Protestan juga tinggal di asrama.
Penerimaan anak non Katolik sudah dimulai sejak awal namun sejak sinode 1 penerimaan tersebut dihentikan. Lalu sinode ke II dimulai kembali penerimaan anak-anak tersebut pada tahun 2011.
Saat tulisan ini diterbitkan, 34 anak sudah menjadi warga asrama dan itu merupakan kapastias maksimal karena keterbatasan gedung. YTK yakin asrama menjadi tempat yang tepat untuk pembangunan karakter anak. Hal tersebut sangat terasa ketika anak-anak mengalami proses hidup bersama dengan baik.
Perkembangan teknologi seperti pedang bermata dua dan menjadi tantangan sendiri. Sejalan dengan motto YTK Buka Pikiran, Sentuh Hati, Bentuk Masa Depan. Tiga frasa ini menyentuh hati dan membentuk masa depan lebih cocok dengan pengelolaan perasaan seseorang. Melatih ketajaman empati atau berlatih bekerja tangan dan pekerjaan rutin sehari-hari.
Asrama memiliki kegiatan masak, bersih-bersih lingkungan, olahraga bersama hingga kegiatan menyanyi dan menari. Hal yang menjadi pembeda asrama dengan sekolah adalah Ketika sekolah mengelola penalaran kritis dan asrama mengelola tindakan dan perilaku sehari-hari.
Visi & Misi Institusi
VISI – MISI ASRAMA ST THERESIA
Peserta didik asrama St. Theresia adalah murid dan hamba yang selalu belajar pada Sang Gembala Utama
Visi
Asrama St. Theresia sebagai bagian dari umat Allah Keuskupan Pangkalpinang, senantiasa dijiwai oleh Allah Tritunggal Mahakudus, membentuk putra dan putri-Nya untuk unggul dalam iman, kepribadian dan intelektual
Misi
- Mengembangkan anggota asrama dalam iman, harap dan kasih yang dijiwai oleh Allah Tritunggal Mahakudus dalam diri sesame, berpihak pada yang miskin dan alam ciptaan.
- Meningkatkan dan mengembangkan intelektual serta kepribadian
- Mengembangkan anggota asrama dalam mencapai kemandirian serta kedewasaan demi tujuan mengamalkan ilmu dan imannya
- Membentuk anggota asrama untuk peka terhadap suara hati.
Struktur Organisasi Institusi
Profil
Berdiri
tahun 1977, HUT 01 October
Izin Operasional
-
Status Akreditasi
Terakreditasi - dengan
nilai
0
Demografi
0 siswa, 0 kelas, dan 0 guru
Prestasi Siswa
Tahun | Nama Lomba | Penyelenggara | Prestasi/Juara |
2023 | Ansamble Musik FLS2N | KOTA | II |
2022 | Kejuaraan E Sport Kasih Baptis | Sekolah Kasih Baptis | 1,2,3 |
Ekstrakurikuler Siswa
Hymne Institusi